Rabu, Februari 27, 2008

Rancangan Pembelajaran MPK Agama Kristen 2007/2008

BUKU RANCANGAN PEMBELAJARAN
MPK AGAMA KRISTEN




Disusun Oleh:
Bernat Jody A. Siregar, M.Th
(Koordinator MPK Agama Kristen PDPT/PMU UI)

























PROGRAM DASAR PENDIDIKAN TINGGI (PDPT)
UNIVERSITAS INDONESIA
SALEMBA - DEPOK
T.A. 2007/2008

-------------
KATA PENGANTAR

Buku Rancangan Pembelajaran (BRP) MPK Agama Kristen ini merupakan panduan bagi para dosen maupun mahasiswa Program Sarjana (Reguler) Universitas Indonesia dalam pelaksanaan pembelajaran (perkuliahan) di kelas. BRP ini, sebagaimana BRP matakuliah lain yang bernaung di bawah PDPT UI – PMU, dirancang untuk model pembelajaran active learning dengan memakai metode Collaborative Learning (pembelajaran yang berkolaborasi), Problem-Based Learning (pembelajaran berbasis masalah).
Keempat pemicu pembelajaran yang diangkat untuk setiap pokok bahasan di depan dipilih dari berbagai isu penting kontemporer yang berhubungan dengan eksistensi dan pergumulan iman Kristen, sehingga dimungkinkan adanya keterkaitan antara dogma secara teoritis dengan tingkah laku rohani sehari-hari secara ptaksis. Dengan model dan metode pembelajaran yang diterapkan dalam MPK Agama Kristen, mahasiswa sebagai komunitas akademik (intellectual capital) diharapkan dapat memberi alternatif solusi serta menjadi agen penerjemah kasih Kristus dalam semua dimensi hidupnya baik dalam pergaulan kampus maupun di luar kampus dengan berlandaskan iman Kristen yang alkitabiah.
BRP ini merujuk pada buku modul: Beriman dan Berilmu: Modul Pendidikan Agama Kristen untuk Perguruan Tinggi Umum yang ditulis oleh tim pengajar MPK Agama Kristen PDPT UI. Harapan saya, semoga BRP MPK Agama Kristen ini dapat menjembatani harapan PDPT UI, khususnya sasaran MPK Agama Kristen, melalui pelaksanaan model pembelajaran aktif student-centered. Tuhan memberkati.

Depok, 16 Januari 2008
Koordinator MPK Agama Kristen
PDPT/PMU UI


Bernat Jody A. Siregar, M.Th
KATA SAMBUTAN


Program Dasar Pendidikan Tinggi (PDPT) merupakan salah satu bentuk kegiatan yang diterapkan oleh Universitas Indonesia untuk dapat menjembatani dan menumbuhkan keterampilan belajar mandiri pada mahasiswa. Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) Agama Kristen adalah salah satu kelompok matakuliah universitas yang bernaung di bawah PDPT, berbobot 2 SKS, yang bertujuan untuk menambah wawasan pengetahuan mahasiswa dalam bidang agama masing-masing, sehingga dapat berperan dalam pembentukan kepribadian mahasiswa agar dapat bertumbuh menjadi pribadi yang teguh pada prinsip-prinsip moral yang diajarkan oleh agama

Buku Rancangan Pembelajaran (BRP) Agama Kristen ini disiapkan untuk mendukung tercapainya tujuan tersebut di atas bagi mahasiswa Universitas Indonesia yang beragama Kristen, serta menjadi satu-satunya pedoman penyelenggaraan MPK Agama Kristen yang wajib digunakan oleh setiap dosen MPK Agama Kristen di lingkungan Universitas Indonesia.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Sdr. Bernat Jody A. Siregar, M.Th selaku koodinator MPK Agama Kristen yang telah berhasil menyiapkan Buku Rancangan Pembelajaran (BRP) Agama Kristen ini.



Depok, 27 Agustus 2007
Direktur Pendidikan UI


Ir. Muhammad Anis, M.Met., Ph.D



DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR
Oleh Koordinator MPK Agama Kristen PDPT UI
KATA SAMBUTAN
Oleh Direktur Pendidikan UI
DAFTAR ISI
BAB I. INFORMASI UMUM
BAB II. SUBSTANSI KAJIAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
(MENURUT RAMBU-RAMBU PELAKSANAAN
MPK AGAMA OLEH DIRJEN DIKTI DEPDIKNAS)
A. Substansi Kajian Pendidikan Agama Kristen (menurut Rambu-rambu Pelaksanaan MPK Agama Kristen oleh Dirjen Dikti Depdiknas
B. Nilai yang Diharapkan dalam Kurikulum Pendidikan Tinggi
BAB III POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN
A. GARIS BESAR MATERI PERKULIAHAN (Sesuai dengan Modul MPK Agama Kristen: Beriman dan Berilmu.
B. Bagan Urutan Pokok Bahasan
C. Pokok Bahasan I: Dasar Iman Kristen
D. Pokok Bahasan II: Manusia: Mahluk Religius, Bermoral, dan Berbudaya
E. Pokok Bahasan III: Agama, Negara, dan Kerukunan Umat Beragama
F. Pokok Bahasan IV: Agama dan IPTEKS
BAB IV. EVALUASI
BAB V SILABUS PERKULIAHAN




BAB I
INFORMASI UMUM


1. Nama Matakuliah : MPK Agama Kristen
2. Lembaga Pendidikan : Universitas Indonesia
3. Status : Mata Ajaran Wajib Universitas
4. Diberikan kepada : Mahasiswa UI Semester II
5. Kode Matakuliah : UUI 12101
6. Jumlah Kredit : 2 sks
7. Jumlah jam/waktu per minggu : 2 jam per minggu (2 x 1 jam sks)
8. Prasyarat Mahasiswa : Harus mengikuti Orientasi Belajar Mahasiswa (OBM) prakuliah
9. Kedudukan Mata Ajaran : MPK Agama Kristen adalah matakuliah
wajib universitas pada semester I atau II
10. Penyusun Materi Ajar : Koordinator MPK Agama Kristen
11. Fasilitator : Anggota tim MPK Agama Kristen yang telah menikuti pelatihan fasilitator PDPT dan bersertifikat mengajar.












BAB II
SUBSTANSI KAJIAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN (MENURUT RAMBU-RAMBU PELAKSANAAN MPK AGAMA OLEH DIRJEN DIKTI DEPDIKNAS)


A. Substansi Kajian Pendidikan Agama Kristen (menurut Rambu-rambu Pelaksanaan MPK Agama oleh Dirjen Dikti Depdiknas)
1. Tuhan Yang Maha Esa dan Filsafat Ketuhanan
2. Manusia
3. Moral
4. Masyarakat
5. Politik
6. Hukum
7. Budaya
8. Kerukunan antar Umat Beragama
9. Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni

B. Nilai Pendidikan Agama yang Diharapkan dalam Kurikulum Pendidikan Tinggi

1. Learning to be Menuntun seseorang dalam menggali ilmu pengetahuan (science) untuk menentukan nilai kehidupan dalam bermasyarakat melalui kompetensi yang dimilikinya dari hasil belajar di pendidikan tinggi.
2. Learning to know • Pemahaman adanya peluang untuk pendekatan ilmiah, tidak hanya secara empirisme-logico-verifikatif, tetapi juga secara objektif-transendental.
• Menuntun seorang ilmuan untuk menentukan batas penjelasan ilmu berdasarkan kebenaran agama masing-masing.
3. Learning to do Menuntun seorang ilmuan untuk dapat menentukan batas penjelajahan berkarya (jenis dan caranya) berdasarkan kebenaran agama masing-masing.
4. Learning to live together Menuntun seorang ilmuan menjadi anggota masyarakat yang bermoral serta berguna dan bermanfaat bagi dirinya sendiri, masyarakat maupun umat manusia secara keseluruhan sebagai refleksi keagamaan dalam cipta, karsa, dan karya.


BAB III
GARIS BESAR MATERI PERKULIAHAN
(Sesuai dengan Modul MPK Kristen: “Beriman dan Berilmu”)

A. Pokok Bahasan dan Lingkup Subpokok Bahasan

PENGANTAR PERKULIAHAN
1. Sejarah Munculnya Agama-agama Dunia – (Asal-usul Agama Kristen)
2. PROLOG: Pentingnya Pengajaran Doktrin Kristen yang Alkitabiah

POKOK BAHASAN I
DASAR IMAN KRISTEN
1. Keberadaan Alkitab dan Relevansinya bagi Kehidupan Kristen
2. Bukti-bukti Keberadaan Allah
3. Hakikat dan Sifat-sifat Allah
4. Doktrin Allah Tritunggal
5. Kristus: Tuhan dan Juruselamat Manusia
6. Keselamatan Manusia

POKOK BAHASAN II
MANUSIA: MAHLUK RELIGIUS, BERMORAL, DAN BERBUDAYA
7. Memahami Keberadaan Manusia
8. Peranan Roh Kudus dalam Kehidupan Orang Percaya
9. Keberdosaan Manusia dan Implikasinya
10. Dasar Pertimbangan Moral (Etika) Kristen
11. Manusia dan Mandat Kebudayaan
12. Kekristenan dan Kebudayaan

POKOK BAHASAN III
GEREJA, NEGARA, DAN KERUKUNAN ANTARUMAT BERAGAMA
13. Religiositas Manusia dan Keberadaan Agama
14. Fungsi Sosial Agama
15. Hubungan Gereja dan Negara
16. Gereja dan Dialog antar Umat Beragama
17. Dasar Berpikir Hidup dalam Masyarakat Majemuk
18. Humanitas dan Kepeduliaan Sosial

POKOK BAHASAN IV
AGAMA DAN IPTEKS
19. Iman dan Rasio: Dua Hal yang Paradoks?
20. Sejarah Perkembangan IPTEKNI di Barat dan Pengaruhnya secara Global
21. Hubungan Sains dan Agama
22. Iman Kristen dan Isu-isu Kontemporer
23. Berbagai Aliran Atheisme Modern
24. Aspek Etis-Teologis dari Perkembangan IPTEK

KULIAH PENUTUP: KAPITA SELEKTA ETIKA KRISTEN

B. Bagan Urutan Pokok Bahasan











C. Pokok Bahasan I: Pokok-pokok Ajaran Kristen

Lingkup Subpokok Bahasan:
1. Keberadaan Alkitab dan Relevansinya bagi Kehidupan Kristen
2. Bukti-bukti Keberadaan Allah
3. Hakikat dan Sifat-sifat Allah
4. Doktrin Allah Tritunggal
5. Kristus: Tuhan dan Juruselamat Manusia
6. Keselamatan Manusia

Sasaran Pembelajaran
Setelah pembelajaran ini selesai, mahasiswa mampu:
1. Memahami dogma Kristen yang mendasar secara komprehensif;
2. Menjelaskan doktrin-doktrin pokok Kristen dalam konsep trinitarian;
3. Membedakan ajaran Kristen yang alkitabiah dengan yang tidak alkitabiah;
4. Mengategorikan berbagai aliran (denominasi) Kristen dan berbagai sekte atau aliran sesat (dan nabi palsu) dari kalangan Kristen sepanjang sejarah kekristenan.
5. Menyimpulkan kesalahan-kesalahan doktrinal dari berbagai sekte atau aliran sesat dari kalangan Kristen secara alkitabiah.

Indikator:
1. Memahami keberadaan Alkitab dan relevansinya bagi kehidupan Kristen pada masa kini;
2. Menjadikan Alkitab sebagai dasar pembangunan pemahaman teologis dan evaluasi terhadap berbagai ajaran;
3. Menjelaskan bukti-bukti keberadaan Allah melalui bukti-bukti filosofis, umum, dan khusus;
4. Membedakan konsep yang benar dan salah tentang doktrin Allah Tritunggal;
5. Mendaftarkan berbagai pemahaman yang salah dalam memahami keberadaan Allah dan doktrin Allah Tritunggal;
6. Mengakui keberadaan Allah dalam konsep trinitarian dalam kehidupan yang konkrit;
7. Memahami konsep keselamatan dalam Yesus Kristus secara alkitabiah;
8. Mengakui Yesus sebagai Tuhan yang berdaulat dalam segala aspek hidup manusia dan pembawa keselamatan dan shalom bagi dunia;
9. Mendaftarkan berbagai sekte atau aliran sesat di kalangan Kristen sepanjang sejarah kekristenan.
10. Menjelaskan kesalahan doktrinal sekte atau aliran sesat di kalangan Kristen secara alkitabiah.

Metode: Collaborative Learning (CL)

Pemicu I
Nabi Palsu dan Aliran Sesat di Kalangan Kristen
Pada tahun 2003, umat Kristen Indonesia dikejutkan oleh munculnya sebuah sekte yang dipimpin oleh Pendeta Mangapin Sibuea dengan nama sektenya Pondok Nabi; oleh kalangan umum disebut "SEKTE GEREJA KIAMAT". Dalam wawancara yang dimuat dalam majalah Tempo (23/11,2003), tentang kapan kiamat akan terjadi, Pendeta Mangapin Sibuea mengatakan bahwa kiamat dalam arti semua manusia musnah akan terjadi pada tanggal 10 Mei 2007. Namun, hingga Oktober 2007 hal tersebut tidak terbukti terjadi.
Nabi-nabi baru tetap bermunculan dengan ajaran baru menurut 'modifikasi' mereka, artinya mereka membuat suatu persepsi lalu kemudian 'memperkosa' kitab suci dengan mengutip isinya yang dianggap mendukung argumen mereka, lalu mereka menyebutnya ajaran yang bersumber pada alkitab, alias alkitabiah. Tidak ada yang benar-benar baru dari mereka; ajaran-ajaran mereka rata-rata mengadopsi sebagian besar dari kitab-kitab suci agama besar yang sudah ada.
Diluar negeri, beberapa nabi palsu atau sekte sesat di kalangan Kristen yang patut dicatat adalah: (1) The Restoration of Ten Commandments (Pemulihan Sepuluh Perintah Tuhan)" di Uganda, yang dipimpin oleh Joseph Kibweteere. Sekte ini menganggap kiamat akan tiba pada 31 Desember 1999; (2) Sekte People's Temple (Kuil Rakyat) pimpinan Jim Warren Jones (Jim Jones), meminum jus anggur yang telah dicampur dengan racun. (3) Sekte Sons Of God yang dipimpin David Koresh, yang membakar diri beserta para pengikutnya, (4) Pengikut The Order of Solar Temple (Kuil Tata Surya) yang terdiri dari 53 warga Swiss dan Kanada beserta pimpinan mereka Luc Jouret membakar diri. Dia Juga Yakin kiamat akan tiba. (5) Sekte Aum Shinrikyo (Sekte Kebenaran Tertinggi di Jepang), yang dipimpin Shoko Asahara. Dalam bukunya Disaster Approaches the Land of the Rising Sun, Asahara menyatakan bahwa Kiamat akan datang lewat gas awan dari Amerika, (6) Sekte Heaven's Gate sepuluh tahun yang lalu juga menggemparkan dunia dengan 39 orang pengikutnya tewas bertebaran di dalam sebuah bangunan. Mereka termakan rayuan Marshall Herf Applewhite, yang pernah mengaku dirinya Yesus Kristus. Mereka menunggu munculnya UFO, yang diyakini akan menjadi kiamatnya kehidupan bumi, (7) Monte Kim Miller pemimpin sekte Concerned Christians, beserta sekitar 50 anggotanya meninggalkan Denver, Colorado. Mereka menjual seluruh harta benda seperti rumah, tanah atau barang-barang lain, mereka menuju Yerusalem. Menurut Miller, mereka akan mati di sana pada 31 Desember 1999 dan akan diangkat ke langit tiga hari sesudahnya.
Semua ajaran sesat, baik yang di tanah air maupun di luar negeri selalu memanfaatkan celah dari kondisi dan situasi masyarakat yang mengalami tekanan hidup, bimbang, dan pengetahuan tentang agamanya tidak memadai. Ajaran sesat dan nabi palsu akan terus bermunculan selama himpitan hidup semakin berat dan menuju surga dianggap sebagai jalan keluarnya.

Sumber: ”Nabi Palsu & Aliran Sesat dari Kalangan Kristen”
http://antohurt.multiply.com/journal/item/29, 16 Januari 2008

Tugas:
1. Diskusikanlah pemicu di atas dalam Focus Group (FG) dengan mengacu pada lingkup subpokok bahasan.
2. Diskusikanlah hasil diskusi FG ke dalam Home Group (HG).
3. Buatlah materi presentasi yang merupakan hasil diskusi HG, lalu dipresentasikan.

Pertanyaan Penggiring
(Pemicu: Nabi Palsu dan Aliran Sesat di Kalangan Kristen)
 Diskusi Focus Group (FG)
o Menurut Anda, mengapa suatu aliran disebut sesat?
o
 Diskusi Home Group (HG)
 Pleno

Daftar Pustaka
Abineno, J.L. Ch. 1989. Pokok-pokok Penting dari Iman Kristen. Jakarta:
BPK Gunung Mulia.
Baker, David L. 1996. Roh dan Kerohanian dalam Jemaat: Tafsiran Surat
Korintus 12-14. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Barackman, Floyd H. 1998. Practical Christian Theology: Examining the Great
Doctrine of the Faith. Grand Rapids, Michigan: Kregel Publications
Becker, Dieter. 1996. Pedoman Dogmatika: Sebuah Dogmatika Singkat. Cet. III.
Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Berkhof, Louis. 2006. Teologi Sistematika. Surabaya dan Jakarta: Penerbit
Momentum dan Lembaga Reformed Injili Indonesia.
Geisler, Norman L. 2003. Etika Kristen: Pilihan dan Isu. Cet. IV. Malang: SAAT.
Hadiwijono, Harun. 2003. Iman Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Lohse, Bernhard. 2001. Pengantar Sejarah Dogma Kristen. Cet. IV. Jakarta:
BPK Gunung Mulia.
Ryrie, Charles. 1986. Teologi Dasar: Panduan Populer untuk Memahami
Kebenaran Allah. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Siregar, Bernat & Poltak YP Sibarani. 2004. Beriman dan Berilmu. Jakarta:
Ramos Gospel Publihers
Siregar, Bernat, et al. 2007. Menabur Iman, Menuai Ilmu: Modul MPK Agama
Kristen untuk Perguruan Tinggi Kristen. Bekasi: CV. Karya Mulia
Tong, Stephen. Roh Kudus, Suara Hati, dan Setan. Cet. II. Jakarta: Lembaga
Reformed Injili Indonesia.
Trisna, Jonathan. 2001. Berpacaran dan Memilih Teman Hidup. Jakarta:
Lembaga Pendidikan Theologia Bethel.
------ 1993. Konseling Pranikah. Jakarta: Lembaga Pendidikan Theologia Bethel.
------ 1998. Mengatasi Masalah Hidup. Cet.II. Jakarta: Lembaga Pendidikan
Theologia Bethel.
------ 2001. Pernikahan Kristen: Suatu Usaha dalam Kristus. Lembaga
Pendidikan Theologia Bethel.
Verkuyl, J. 1993. Etika Kristen Jilid II: Seksuil. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

D. Pokok Bahasan II
MANUSIA: MAHLUK RELIGIUS, BERMORAL, DAN BERBUDAYA

Lingkup Subpokok Bahasan
1. Memahami Keberadaan Manusia
2. Peranan Roh Kudus dalam Kehidupan Orang Percaya
3. Keberdosaan Manusia dan Implikasinya
4. Dasar Pertimbangan Moral (Etika) Kristen
5. Manusia dan Mandat Kebudayaan
6. Kekristenan dan Kebudayaan

Sasaran Pembelajaran
Setelah pembelajaran ini selesai, mahasiswa mampu:
1. Memahami keberadaan manusia sebagai gambar dan rupa Allah (Imago Dei) dan tanggung jawabnya sebagai mandataris Allah dalam pengembangan kehidupan masyarakat yang bermartabat dan kebudayaan manusia yang berpihak kepada yang lemah;
2. Memahami hakikat keberdosaan dan kemuliaan manusia dan pengaruhnya dalam berbagai dimensi hidupnya sebagai dasar pertimbangan dan pengembangan etika Kristen;
3. Menguraikan dasar pertimbangan dan pengembangan moral (etika) Kristen secara alkitabiah, kontekstual, dan relevan dengan konteks zamannya;
4. Menunjukkan sikap pemuliaan manusia, khususnya pengakuan martabat dan hak perempuan dalam segala aspek hidup yang nyata;
5. Memecahkan persoalan penindasan gender dan kekerasan terhadap wanita dalam bentuk tulisan ilmiah maupun berbabagi alternatif solusi secara praksis.

Indikator:
1. Memahami keberadaan manusia sebagai gambar dan rupa Allah (Imago Dei) dan tanggung jawabnya sebagai mandataris Allah;
2. Menjelaskan keberadaan Roh Kudus menurut doktrin Alkitab;
3. Mengakui keberadaan Roh Kudus dan peranannya dalam kehidupan sehari-hari orang percaya;
4. Menunjukkan perbuatan dosa dalam Alkitab dan contoh-contoh lain dan implikasinya dalam kehidupan manusia;
5. Memahami dasar pertimbangan moral/etika Kristen secara alkitabiah;
6. Mempertimbangkan tindakan etis yang kontekstual, relevan, dan alkitabiah;
7. Memahami hubungan kekristenan dan perkembangan kebudayaan masyarakat manusia;
8. Menjelaskan hakikat manusia dan mandat pengembangan kebudayaan;
9. Menunjukkan dan mengategorikan bukti-bukti penindasan gender dan kekerasan terhadap perempuan dalam bentuk kebudayaan manusia dan kehidupan sehari-hari secara konkrit;
10. Mengevaluasi berbagai bentuk penindasan gender dan kekerasan terhadap wanita dalam terang iman Kristen.

Metode: Collaborative Learning (CL)
Pemicu II:
Penindasan Gender dan Kekerasan terhadap Anak
Dalam kenyataan sehari-hari, konsep ‘kesejajaran’ laki-laki dan perempuan belum seperti yang diharapkan. Umumnya wanita digariskan untuk menjadi istri dan ibu. Sejalan dengan itu, stereotipe yang dikenakan pada wanita (baca: istri) adalah mahluk yang emosional, pasif, lemah, dependen, dekoratif, tidak asertif dan kompeten kecuali untuk tugas rumah tangga. Berbagai ungkapan dalam masyarakat sering merendahkan kaum perempuan entah dalam kemampuan maupun statusnya. Contoh konkret sebuah sindiran seorang perempuan ala Jawa: “Camkan, bahwa lanang berarti ala-ala menang”. Artinya, “Sejahat-jahatnya laki-laki terhadap perempuan, ia akan memang atau dimenangkan”. Ini adalah suara (jeritan) kaum perempuan yang memang haknya dibatasi/dijajah.
Dalam banyak kepustakaan, peranan besar kaum wanita dalam pekerjaan dan pendapatan tidak selalu diikuti oleh meningkatnya kedudukan, otonomi atau pun kekuasaan mereka dalam rumahtangga dan masyarakat. Sering keterampilan kerja wanita dalam praktiknya tidak berbeda dengan pria, misalnya pada buruh, namun ruang geraknya dibatasi oleh nilai-nilai gender di rumahtangga dan di tempat kerja.
Dalam bagian-bagian tertentu dalam pelayanan gerejawi, ruang gerak wanita sering dibatasi, dan bahkan diabaikan. Ada beberapa gereja yang tidak mengijinkan wanita untuk berkhotbah. Ada pula yang masih memberikan kesempatan untuk berkhotbah di mimbar gereja, tetapi tidak diberi kesempatan untuk melayankan pelayanan-pelayanan pastoral (penggembalaan) penting lainnya. Kaum perempuan, yang walaupun dalam kemampuan studi dan kemampuan yang lain dalam pelayanan gerejawi boleh dikatakaan sama dengan kaum laki-laki, tetapi diberlakukan berbeda. Misalnya, wanita tidak boleh memimpin sakramen Perjamuan Kudus, sakramen Pembaptisan Kudus, pemberkatan nikah. Dalam beberapa gereja, misalnya, wanita/ibu tidak diperbolehkan menjadi pemimpin liturgi dalam ibadah formil; wanita tidak boleh memimpin suatu sidang jemaat (menjadi gembala jemaat).
Kekerasan terhadap perempuan adalah setiap tindakan yang mengakibatkan kesengsaraan atau penderitaan-penderitaan pada perempuan secara fisik, seksual, dan psikologis, termasuk ancaman tindakan tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang baik yang terjadi di depan umum atau dalam lingkungan kehidupan pribadi. Seringkali kekerasan pada perempuan terjadi karena adanya ketimpangan atau ketidakadilan jender. Ketimpangan jender adalah perbedaan peran dan hak perempuan dan laki-laki di masyarakat yang menempatkan perempuan dalam status lebih rendah dari laki-laki. “Hak istimewa” yang dimiliki laki-laki ini seolah-olah menjadikan perempuan sebagai “barang” milik laki-laki yang berhak untuk diperlakukan semena-mena, termasuk dengan cara kekerasan.
Akhir-akhir ini juga kekerasan terhadap anak menjadi sorotan Komnas HAM Perlindungan Anak yang diketuai oleh Seto Mulyono, atau akrab disebut Kak Seto. Berbagai bentuk kekerasan terhadap anak mengemuka setelah munculnya UU Perlindungan terhadap Perempuan dan Anak.

Tugas:
1. Lakukanlah kegiatan diskusi sesuai dengan tahapan kegiatan PBL.
2. Buatlah Presentasi dan Makalah sebagai hasil Laporan Kelompok.

Daftar Pustaka
Abineno, J.L. Ch. 2003. Manusia dan Sesamanya di dalam Dunia. Jakarta: BPK
Gunung Mulia.
Bertens, K. Etika. 2001. Jakarta: Unika Atma Jaya.
Brown, Collin. 1994. Filsafat dan Iman Kristen. Jakarta: LRII.
Brownlee, Malcolm. 2000. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor di
dalamnya. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Darmaputra, Eka. 2000. Etika Sederhana untuk Semua. Jakarta:
BPK Gunung Mulia.
Hadiwardojo, Al. Purwa. 1990. Moral dan Masalahnya. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.
Hadiwiyono, Harun. 1990. Iman Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia..
Kiesser, Bernhard. 1989. Moral Sosial. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Kristiyanto, Eddy. 2001. Etika Politik dalam Konteks Indonesia: Pesta 65 Tahun
Romo Magnis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Niebuhr, Reinhold. 1994. The Children of Light and the Children of Darkness: A
Vindication of Democracy and ACritique of Its Traditional Defense. New York: Charles Scribner’s Sos.
Sitompul, A.A. 2000. Manusia dan Budaya. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Supardan, M.A. 1991. Ilmu, Teknologi, dan Etika. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Suseno, Frans Magnis. 2001. Etika Dasar: Masalah Pokok Filsafat Moral.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Sutrisno, Mudji. 2004. Ide-ide Pencerahan. Jakarta: Penerbit Obor.
Stot, John. 1994. Isu-isu Global Menantang Kepemimpinan Kristiani: Penilaian
atas Masalah Sosial dan Moral Kontemporer. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih.
Tong, Stephen. 1996. Iman, Rasio, dan Kebenaran. Jakarta: Institut Reformed dan
Stephen Tong Evangelistic Ministries International.
Turner, Bryan S. 2003. Agama dan Teori Sosial: Rangka Pikir Sosiologi dalam
Membaca Eksistensi Tuhan di antara Ideologi-ideologi Kontemporer.
Yogyakarta: Penerbit Ircisod.
Verkuyl, J. 1997. Etika Kristen: Bagian Umum. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Weber, Max. 1956. The Protestant Ethics and the Spirit of Capitalism. New York:
Charles Scribner’s Sons.
White, Jerry & Mary. terj. oleh Stephen Suleman. 1977. Pemahaman Kristiani
tentang Bekerja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.


E. Pokok Bahasan III
GEREJA, NEGARA, DAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

Lingkup Subpokok Bahasan:
1. Religiositas Manusia dan Keberadaan Agama
2. Fungsi Sosial Agama
3. Gereja dan Dialog antar Umat Beragama
4. Dasar Berpikir Hidup dalam Masyarakat Majemuk
5. Humanitas dan Kepeduliaan Sosial
6. Hubungan Gereja dan Negara

Sasaran Pembelajaran
Setelah selesai kegiatan pembelajaran, mahasiswa mampu:
1. Memahami keberadaan agama dan fungsinya dalam membangun kehidupan sosial yang bermartabat dan kondusif;
2. Mengembangkan etika kemajemukan dan berbagai sikap yang positif dalam merajut dialog karya dan dialog kehidupan antarumat beragama di Indonesia;
3. Mengevaluasi moral sosial dan moral politik Kristen kontemporer dengan pendekatan yang alkitabiah, kontekstual, dan relevan dalam kehidupan berjemaat, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;
4. Memberi alternatif solusi dalam pemecahan hubungan antar penganut agama yang lebih kondusif di Indonesia.

Indikator
1. Meredaksi ulang pengertian agama dan peranannya dalam kehidupan masyarakat;
2. Menunjukkan sikap kasih, toleran, dan etika kemajemukan sesuai dengan dogma Kristen;
3. Memahami hakikat dialog dalam membangun dialog antar umat beragama;
4. Menjelaskan etika kemajemukan menurut Alkitab;
5. Menyebutkan dan menjelaskan ayat-ayat Alkitab yang berbicara tentang moral sosial dan politik Kristen.
6. Mengidentifikasi persoalan hubungan antar agama dan penyebabnya;
7. Menunjukkan sikap kritis terhadap peran organisasi Kristen dalam politik praktis.
8. Menerapkan prinsip dasar moral sosial dan politik Kristen dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia yang majemuk;
9. Mengkritisasi peran gereja dan organisasi massa atau organisasi politik Kristen tentang keterlibatannya untuk membangun hubungan antar agama yang kondusif dalam masyarakat Indonesia yang majemuk;
10. Mengupayakan pemecahan masalah dalam kemelut hubungan antar agama di Indonesia.
Metode: Problem-Based Learning (PBL)

Pemicu III:
Iman, Kristen, dan Partai Politik Kristen
Reformasi dalam segala hal tatanan hidup bangsa Indonesia, sejak lengsernya pemerintahan Orde Baru, telah membuahkan hasil yang signifikan, khususnya demokrasi politik bangsa. Fakta ini tidak bisa dibantah. Orde Baru sudah runtuh, namun arah dan tujuan semangat reformasi harus dikaji ulang.
Umat Kristen, sebagai bagian integral dari bangsa Indonesia, turut meramaikan pesta reformasi dan demokrasi tersebut. Menjelang Pemilu I pasca Mei 1998, beberapa organisasi politik Kristen mendaftarkan diri di KPU dan salah satu di antaranya ikut dalam Pemilu tahun 2000. Setelah perhitungan suara selesai, partai tersebut tampaknya tidak mendapat quota untuk Pemilu berikutnya. Pada Pemilu 2004, muncul lagi sebuah partai politik Kristen. Mereka sangat yakin akan mendapatkan suara yang signifikan melebihi quota yang telah ditentukan oleh KPU. Alhasil, nasibnya pun sama dengan partai sebelumnya.
Bagaimanakah seharusnya sikap (moral) orang Kristen terhadap persoalan politik praktis? Bolehkah orang Kristen berpolitik? Bolehkah Gereja berpolitik? Pantaskah simbol-simbol rohani Kristen dipertaruhkan dalam mendapatkan dukungan massa? Benarkah politisi dari parpol Kristen tersebut menyuarakan suara kenabian dan bersikap seperti Kristus?
Adakah hubungan antara Iman dan Politik? Inilah pertanyaan yang tidak selalu mudah dijawab. Kalau dijawab bahwa hubungan itu ada, pertanyaan lanjutannya adalah bagaimana hal itu diungkapkan. Agaknya pertanyaan ini makin mendesak untuk diajukan, khususnya di Indonesia, setelah sekian banyak partai politik Kristen dibentuk, di samping sekian banyak orang-orang Kristen yang aktif di dalam partai-partrai non-Kristen, tentu saja dengan alasannya masing-masing.
Terlepas dari alasan yang cenderung praktis-pragmatis, mungkin baik kalau dipertanyakan secara mendalam, apakah ada perbedaan (boleh dibaca: adakah dampaknya dalam masyarakat) apabila seorang Kristen terlibat dan atau tidak terlibat dalam politik? Sumbangan apakah yang diberikan bagi kebaikan bersama apabila mereka terlibat dan sungguh-sungguhkah masyarakat merasa kehilangan apabila mereka tidak terlibat? Kalau mereka terlibat, sungguhkah mereka dimotivasi oleh imannya, atau hanya sekedar "mengalir" bersama trend di dalam masyarakat?

Tugas:
3. Lakukanlah kegiatan diskusi sesuai dengan tahapan kegiatan PBL.
4. Buatlah Presentasi dan Makalah sebagai hasil Laporan Kelompok.

Daftar Pustaka
Abineno, J.L. Ch. 2003. Manusia dan Sesamanya di dalam Dunia. Jakarta: BPK
Gunung Mulia.
Bertens, K. Etika. 2001. Jakarta: Unika Atma Jaya.
Brownlee, Malcolm. 2000. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor di
dalamnya. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Darmaputra, Eka. 2000. Etika Sederhana untuk Semua. Jakarta:
BPK Gunung Mulia.
Hadiwardojo, Al. Purwa. 1990. Moral dan Masalahnya. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.
Hendropuspito. 1984. Sosiologi Agama. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Jonge, Ch. de. 1986. Menuju Keesaan Gereja: Sejarah, Dokumen-dokumen, dan
Tema-tema Gerakan Oikumenis. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Kiesser, Bernhard. 1989. Moral Sosial. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Kristiyanto, Eddy. 2001. Etika Politik dalam Konteks Indonesia: Pesta 65 Tahun
Romo Magnis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Ngelow, Zakaria J. 1996. Kekristenan dan Nasionalisme: Perjumpaan Umat
Kristen Protestan dengan Pergerakan Nasional Indonesia 1900 – 1950. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Niebuhr, Reinhold. 1994. The Children of Light and the Children of Darkness: A
Vindication of Democracy and ACritique of Its Traditional Defense. New York: Charles Scribner’s Sos.
Pattiasina, J..M. dan W. Sairin. 1996. Gerakan Oikumene Tetap Tegar di Bumi
Pancasila: Buku Peringatan 40 Tahun PGI. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Prayitno, H.A. dan Trubus M.S. 2004. Etika Kemajemukan: Solusi Strategis
Merenda Kebersamaan dalam Bingkai Masyarakat Majemuk. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti, 2004.
Rakhmat, Jalaluddin. 2004. Psikologi Agama: Sebuah Pengantar. Jakarta:
Penerbit Mizan.
Sairin, W & J.M. Pattiasina. 1993. Gerakan di Bumi Pancasila, Oikumene Tegar
Mekar: Buku Peringatan 40 Tahun PGI. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
---------- 1996.. Hubungan Gereja dan Negara dan Hak-hak Azasi Manusia.
Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Sibarani, Poltak Y.P. 2004. Bolekah Gereja Berpolitik: Mencari Pola Hubungan
Gereja dan Negara yang Relevan di Indonesia. Jakarta: Ramos Gospel Publisher.
---------- 2001. Hubungan Gereja dan Negara dalam Negara Pancasila:
Sumbangsih Gereja dalam Membentuk Mayarakat Indonesia Baru berdasarkan Pancasila. STT Jakarta: Tesis, 2001.
Sinaga, M.L. 2001. Pergulatan Kehadiran Kristen di Indonesia: Teks-teks
Terpilih Eka Darmaputra. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Suseno, Frans Magnis. 2001. Etika Dasar: Masalah Pokok Filsafat Moral.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Sutrisno, Mudji. 2004. Ide-ide Pencerahan. Jakarta: Penerbit Obor
Stot, John. 1994. Isu-isu Global Menantang Kepemimpinan Kristiani: Penilaian
atas Masalah Sosial dan Moral Kontemporer. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih.
TIM Balitbang PGI. 2003. Meretas Jalan Teologi Agama-agama di Indonesia:
Theologia Religionum. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Turner, Bryan S. 2003. Agama dan Teori Sosial: Rangka Pikir Sosiologi dalam
Membaca Eksistensi Tuhan di antara Ideologi-ideologi Kontemporer.
Yogyakarta: Penerbit Ircisod.
Verkuyl, J. 1997. Etika Kristen: Bagian Umum. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Weber, Max. 1956. The Protestant Ethics and the Spirit of Capitalism. New York:
Charles Scribner’s Sons.

F. Pokok Bahasan IV: Agama dan IPTEKNI

Lingkup Subpokok Bahasan:
1. Iman dan Rasio: Dua Hal yang Paradoks?
2. Sejarah Perkembangan IPTEKNI di Barat dan Pengaruhnya secara Global
3. Hubungan Sains dan Agama
4. Iman Kristen dan Isu-isu Kontemporer
5. Berbagai Aliran Atheisme Modern
6. Aspek Etis-Teologis dari Perkembangan IPTEK

Sasaran Pembelajaran
Setelah selesai kegiatan pembelajaran, mahasiswa mampu:
1. Memahami perkembangan IPTEKS dan dampaknya dalam kehidupan manusia;
2. Mendeskripsikan tipologi hubungan antara agama dan IPTEKS;
3. Mengategorikan perkembangan IPTEKS yang bertentangan dengan iman Kristen;
4. Mengevaluasi setiap isu kontemporer yang menggungat iman Kristen.


Indikator
1. Memahami hubungan iman dan rasio secara benar;
2. Menguraikan sejarah perkembangan IPTEKS dan pengaruhnya secara global;
3. Menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi adalah wujud perkembangan kebudayaan manusia;
4. Mendeskripsikan tipologi hubungan sains dan agama;
5. Merincikan berbagai isu-isu kontemporer yang berhubungan dengan iman Kristen;
6. Menjelaskan berbagai aliran besar atheisme modern dan wujudnya dalam kehidupan manusia;
7. Menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi adalah wujud perkembangan kebudayaan manusia.
8. Mengambil sikap yang tegas untuk menolak berbagai isu kontemporer yang bertentangan dengan iman Kristen;
9. Mengkaji tindakan kloning manusia dari berbagai perspektif, khususnya dari perpspektif Alkitab, dan menjelaskan dampak-dampaknya;
10. Memberi alternatif solusi dalam penerapan IPTEKS yang manusiawi dan sesuai dengan iman Kristen.

Pemicu IV:
Kloning Manusia
Para ilmuwan Inggris, untuk kali pertama, memperoleh izin untuk melakukan kloning terapi menggunakan embrio manusia. Otoritas Embriologi dan Kesuburan Manusia (HFEA) memberi izin tersebut kepada para pakar di Universitas Newcastle. Mereka sedang menyelidiki pengobatan-pengobatan baru terhadap pasien diabetes, Parkinson, Alzheimer, dan jantung.
Keputusan yang kontroversial itu bisa membuka era baru riset bagi para ilmuwan yang berupaya mencari obat untuk penyakit-penyakit serius tersebut. Riset tersebut akan berlangsung di Pusat Kehidupan Internasional di Newcastle, melibatkan para pakar dari Institut Genetika Manusia di Universitas Newcastle, dan Pusat Kesuburan Newcastle. Para ilmuwan itu yakin untuk kali pertama persetujuan semacam itu diberikan di Eropa, begitu juga di Inggris.
Mereka memperingatkan bahwa perlu waktu paling tidak lima tahun - atau mungkin lebih - sebelum pasien bisa menerima pengobatan sel induk berdasar riset tersebut. Namun ProLife Party menyatakan pihaknya sedang mempertimbangkan tantangan hukum terhadap keputusan HFEA untuk mengizinkan riset tersebut.
Kloning terapi dibolehkan di Inggris sejak 2001. Kloning tersebut dilakukan untuk alasan medis. Meski ilmu pengetahuannya serupa, tekniknya berbeda dari kloning reproduksi, yang dimaksudkan untuk membuat tiruan manusia. Teknik kloning itu, yang dikenal sebagai pemindahan inti sel (CNR) meliputi pemindahan inti sel telur manusia dan menggantinya dengan inti dari sel tubuh manusia, seperti sel kulit. Telur itu kemudian dibuahi secara buatan. Pembuahan itu menyebabkan telur terbelah dan menunjukkan reaksi sama seperti pembuahan embrio standar oleh sperma.
Penggunaan telur tersebut diabaikan pada pengobatan IVF. Telur-telur itu disumbangkan oleh pasangan, dan sisanya dirusak. Profesor Alison Murdoch dari Pusat Kesuburan NHS Newcastle, yang memimpin riset tersebut, mengatakan prospek riset itu ''sangat menggembirakan''. ''Riset ini mungkin memberikan pengetahuan berharga bagi perkembangan banyak penyakit.''(bbc-niek-46)

Disadur dari ”Inggris Izinkan Kloning Manusia”
http://www.suaramerdeka.com/harian/0408/13/nas10.htm

Tugas:
1. Diskusikanlah kasus taborsi tersebut dalam HG dengan mengacu kepada lingkup subpokok bahasan dan Pokok Bahasan I. Dan II.
2. Buatlah laporan kelompok dalam bentuk makalah dan power point untuk dipresentasikan di depan kelas.

Daftar Pustaka
Abineno, J.L.Ch. 1989. Pokok-pokok Penting dari Iman Kristen. Jakarta: BPK
Gunung Mulia.
Barbour, Ian G. 1996. Religion in an Age of Science. San Fransisco:
Harper San Fransisco.
Barbour, Ian G. 1996. When Science Meets Religion: Enemies, Strangers, or
Partner? San Fransisco: Harper San Fransisco.
Barbour, Ian G. 2002. Juru Bicara Tuhan: antara Sains dan Agama. Bandung:
Penerbit Mizan.
Becker, Dieter. 1996. Pedoman Dogmatika: Suatu Kompendium Singkat. Jakarta:
BPK Gunung Mulia.
Bertens, K. 2001. Etika. Jakarta: Unika Atma Jaya.
Brown, Collin. 1994. Filsafat dan Iman Kristen. Jakarta: Lembaga Reformed
Injili Indonesia.
Brownlee, Malcolm. 2000. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor di
dalamnya. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Darmaputra, Eka. 2000. Etika Sederhana untuk Semua. Jakarta:
BPK Gunung Mulia.
Enns, Paul. 2006. The Moody Handbook of Theology: Buku Pengantar Teologi.
(terj.) Malang: Literatur SAAT.
Hadiwardojo, Al. Purwa. 1990. Moral dan Masalahnya. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius.
Hadiwiyono, Harun. 1990. Iman Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Herlianto. 1997. Urbanaisasi, Pembangunan dan Kerusuhan Kota. Bandung:
Penerbit Alumni.
Kobong, Th. 2004. Iman dan Kebudayaan. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Kiesser, Bernhard. 1989. Moral Sosial. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Leahy, Louis. 1985. Aliran-aliran Besar Ateisme: Tinjauan Kritis. Yogyakarta
dan Yogyakarta: Penerbit Kanisius dan BPK Gunung Mulia.
Leahy, Louis. 1997. Sains dan Agama dalam Konteks Masa Kini. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.
Milne, Bruce. 2003. Mengenali Kebenaran. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Naisbitt, J., N. Naisbitt, D. Philips. 2001. High Tech High Touch: Technology and
Our Serch for Meaning. Mizan Media Utama.
Niebuhr, Reinhold. 1944. The Children of Light and the Children of Darkness: A
Vindication of Democracy and ACritique of Its Traditional Defense. New York: Charles Scribner’s Sos.
Ryrie, Charles.1986. Teologi Dasar I: Panduan Populer untuk Memahami
Kebenaran Allah. Yogyakarta: Yayasan Penerbit ANDI.
Sitompul, A.A. 2000. Manusia dan Budaya. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Supardan, M.A. 1991. Ilmu, Teknologi, dan Etika. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Susabda, Yakub B. 2002. Mengenal dan Bergaul dengan Allah: Suatu Refleksi
Iman Kristen pada Allah yang Hidup di dalam Tuhan Yesus Kristus. Batam: Gospel Press.
Susabda, Yakub B. 1987. Seri Pengantar Teologi Modern I. Jakarta: Lembaga
Reformed Injili Indonesia.
Susabda, Yakub B. 1987. Seri Pengantar Teologi Modern II. Jakarta: Lembaga
Reformed Injili Indonesia.
Stot, John. 1994. Isu-isu Global Menantang Kepemimpinan Kristiani: Penilaian
atas Masalah Sosial dan Moral Kontemporer. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih.
Tong, Stephen. 1996. Iman, Rasio, dan Kebenaran. Jakarta: Institut Reformed dan Stephen Tong Evangelistic Ministries International.
Weber, Max. The Protestant Ethics and the Spirit of Capitalism. New York:
Charles Scribner’s Sons, 1958.
Yahya, Harun. Runtuhnya Teori Evolusi dalam 20 Pertanyaan. Surabaya: Risalah Gusti, 2003.









BAB IV
EVALUASI


Evaluasi MPK Agama Kristen akan dilakukan pada proses diskusi, kehadiran (presensi), presentasi mandiri, hasil Ujian Tengah Semester, hasil Ujian Akhir semester, laporan tugas mandiri (LTM), dan laporan kelompok (Makalah).


NILAI AKHIR = (20% x UTS) + (20% x UAS) + (12% x Laporan Tugas Mandiri) + (4% x Partisipasi Diskusi) + (14% x Presentasi Mandiri) + (10% x Makalah Kelompok) + (10% x Perilaku Moral di Kelas) + (10% x Presensi)

Tidak ada komentar: